Senin, 14 Februari 2011

10. Lebih Baik Memperingati Maulid Nabi Dari Pada Memperingati Valentine

Pada abad ke 16 Masehi, perayaan Valentine yang semula merupakan ritual milik agama Kristen Katolik telah berangsur-angsur bergeser, yang semula untuk memperingati kematian santo Valentine dan Marius telah bergeser menjadi hari ?Jamuan Kasih Sayang? yang disebut sebagai ?Supercalis? seperti yang dirayakan oleh bangsa Romawi Kuno pada tiap tanggal 15 Pebruari.

Sedangkan pada abad pertengahan di dalam bahasa Perancis-Normandia terdapat kata ?Galentine? yang berasal dari kata Galant yang berarti cinta, persamaan bunyi antara Galentine dan Valentine disinyalir telah memberikan ide kepada orang-orang Eropa bahwa sebaiknya pada tanggal 14 Pebruari digunakan untuk mencari pasangan. Dan kini Valentine telah tersinkretisasi dengan peradaban Barat.

Valentine telah menjadi bentuk pesta hura-hura, simbol modernitas, sekedar simbol cinta, dan sudah mulai bernuansa pergaulan bebas dan seks bebas.

Banyak para muda-mudi yang mengadakan pesta Valentine hanya karena ikut-ikutan supaya tidak dibilang ketinggalan zaman atau tidak gaul, orang yang ikut-ikutan pesta valentine seakanakan telah menyandang predikat sebagai orang yang modern dan maju, padahal dia tidak tahu apa-apa tentang sejarah Valentine dan Valentine itu sendiri, padahal Valentine sendiri bukanlah hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi.

Tentu saja Barat adalah yang paling diuntungkan dengan hiruk-pikuk pesta Valentine, karena di dalam pesta valentine orang didukung untuk hura-hura, mencari cinta sesaat dan instan, seks bebas, galmour yang semuanya itu mengarah ke peradaban Barat.

Ketika Al-Islah mengadakan survey via telepon terhadap beberapa masyarakat kota, ada seorang koresponden yang pernah berada di luar negeri memberikan pandangannya bahwa Valentine telah menjadi media Barat untuk memasarkan produknya, merebaknya Valentine di kalangan muda-mudi, menjadikan mereka ramah dan permisif terhadap produk-produk Barat, antara lain fashion, kafe, hotel, film, seks pranikah, dan lain sebagainya.

Namun kalau kita mau jeli dan teliti, Valentine memang bisa menjadikan seseorang merasa tidak ketinggalan zaman, gaul, fashionable dan segudang simbol peradaban Barat lainnya, salah satu faktor besarnya daya jual produk-produk Barat adalah terbangunnya opini tersebut dikalangan muda-mudi, contoh, orang ingin mengganti Hp-nya dengan HP baru hanya dengan satu alasan saja yaitu ?model baru lebih trendy atau fashionable yang lama telah ketinggalan jaman dan memalukan? , opini semacam itulah yang ingin dibangun barat melaui acara-acara Valentine.

Pandangan Islam

Dari uraian sejarah Valentine dan hubungannya dengan peradaban Barat saat ini dapat diringkas bahwa Valentine merupakan :


1. Ritual yang bersumber dari Kristen yang dikukuhkan oleh Paus Galasius untuk mengenang orang suci Kristen yaitu Santo Valentine dan Santo Marius.
2. Ritual orang-orang Romawi kuno yang pagan (penyembah berhala) untuk memperingati dewi Juno yaitu ratu dari segala dewa-dewi bagi perempuan dan perkawinan ( dewi cinta).
3. Ritual bangsa Eropa pada abad pertengahan untuk mencari jodoh.
4. Media Barat untuk mengkokohkan cengkraman peradaban Barat.,


Dari keempat jatidiri Valentine tersebut, tidak satupun yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam, alasannya :

Pertama, Valentine merupakan ritual keagamaan yaitu agama Kristen, sehingga Valentine merupakan ibadah bagi agama Kristen, bukti bahwa Valentine sebagai ritual agama Kristen adalah ritual Valentine tersebut dikukuhkan oleh seorang Paus yaitu Paus Galasius untuk memperingati dua orang yang diberi gelar orang suci oleh orang-orang Kristen. Bagi Muslim mengikuti Valentine tersebut adalah sama dengan mengikuti peribadatan orang Kristen, di samping itu ada bahaya yang lain yaitu sinkretisasi antara agama Islam dan Kristen, Allah I telah memerintahkan kita untuk tidak mencampuradukkan ajaran agama Islam dengan ajaran agama manapun termasuk Kristen :
Bagimu agamamu, bagiku agamaku. QS. 109:1-6

Kedua, Valentine untuk memperingati/memuja dewi Juno adalah ritual yang dilakukan oleh orang-orang romawi Kuno yang menyembah berhala/dewa, sehingga mengikuti ritual ini dapat bernilai kesyirikan seperti yang dilakukan oleh orang-orang Romawi Kuno yang menyembah berhala.
Bedakan diri kalian dari orang-orang Musyrik. HR. Bukhari-Muslim

Ketiga, Valentine sebagai sarana untuk mencari jodoh oleh orang-orang Eropa, mereka bertahayul bahwa kasih sayang akan mulai bersemi pada tanggal 14 Pebruari, tahayul adalah salah satu bentuk kesyirikan, sehingga haram hukumnya bagi umat Islam untuk mengikutinya.

Keempat, Valentine sebagai media barat telah diakui daya rusaknya terhadap tatanan masyarakat timur apalagi Islam, mengiktui Valentine bukan saja sekedar pesta untuk menyatakan kasih sayang, tetapi juga pesta yang mau-tidak-mau harus mengikutkan budaya yang lainnya, pergaulan bebas, fashion, pakaian minim, ciuman antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya, hidup glamour, materialistis, dansa-dansa, mengumbar nafsu dan lain-lain.
Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, ia akan termasuk golongan mereka. HR. Ahmad

Tidak dapat dipungkiri lagi, Valentine adalah salah satu pintu masuk untuk menjadi sama dengan mereka.


Itulah jatidiri Valentine dan kedudukannya terhadap agama Islam, banyak para muda-mudi yang mengikuti Valentine hanya sekedar ikut-ikutan dan tidak mengetahui apa dan bagaimana Valentine yang sesungguhnya, mereka ikut hanya karena pernah melihat ada yang jualan kartu Valentine atau menerima kartu valentine, atau karena pernah diajak temannya ikut acara Valentine, atau karena pernah melihat propaganda Valentine di majalah-majalah, tv, film dan lain sebagainya, terhadap sikap para muda-mudi yang mengikut saja terhadap apa yang tidak diketahuinya, Allah SWT telah memberikan peringatan :

Dan janganlah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. QS. 17:36

untuk menyerap ilmu lainnya silahkan klik link blog di bawah ini

http://bumisantridesa.blogspot.com/2011/02/lebih-baik-memperingati-maulid-nabi-saw.html

9. Inilah Malam Keangkuhanku (Renungan Maulid Nabi..)

Dikutip dari:

http://www.alamhikmah.org/2011/02/inilah-malam-keangkuhanku-renungan.html

Malam hari ini adalah malam yang sakral, malam yang sangat mulia untuk merefleksikan diri, malam untuk bersimpuh dihadapanNya, malam yang sangat khusyu’ bagi umat islam untuk memperingati kelahiran nabinya itulah Rosul “Muhammad Saw”.

Malam untuk rindu dengan kekasih tercinta Rosul “Muhammad Saw”, malam dimana penuh lantunan ayat-ayat suci, serta puji-pujian untuk baginda Rosul “Muhammad Saw”, malam untuk meleburkan dosa-dosa keakuan yang sudah mengkristal didalam nurani kita, serta malam dimana penuh renungan hikmah yang suci sehingga manusia kembali pada posisinya, kembali pada jati dirinya sebagai manusia yang santun, manusia yang berbudi luhur, manusia yang lemah lembut, manusia yang bersaudara, serta manusia yang bisa mengayomi sesama, bukan manusia sebagai Tuhan merasa mampu, merasa berkuasa, merasa hebat, serta merasa memiliki.

Tapi sayang malam yang suci ini, kita nodai dengan baju keangkuahan dan kesombongan, yang membuat kita bertepuk dada membawa perasaan “AKU”.

Inikah yang akan kita persembahkan kepada buah jantung kita, Rosul “Muhammad Saw”?

Kalau memang keangkuhan dan kesombongan itu yang kita persembahkan,

Berarti….

Kita tega menusuk jantung Beliau dengan pisau keakuan,
Kita tega menusuk jantung Beliau dengan pisau keangkuhan,
Kita tega menusuk jantung Beliau dengan pisau kesombongan, dan
Kita tega menusuk jantung Beliau dengan pisau kemuliaan.

Wahai saudara-saudaraku!

Rosululloh pasti menangis melihat umatnya seperti itu, melihat umatnya dikuasai dengan virus-virus keakuan!

Tegakah engkau wahai saudaraku!

Membuat hati beliau pilu,
Membuat hati beliau ter iris-iris,
Membuat beliau meneteskan air mata, karena sikap kita yang terlalu.
Masih pantaskah kita disebut sebagai umatnya? apalagi disebut sebagai kekasihnya?

Wahai saudaraku!

Teteskan air mata kehinaanmu,
Tetesakan air mata kerendahanmu sebagai hamba yang banyak berlumuran dosa.

Kapan engkau buat Beliau tersenyum bahagia?
Sudah cukup, jangan buat Beliau menangis dan sengsara karena perbuatan kita.

8. Hidayah itu Datang Bermulanya dari Kebaikan

Syaikh Ibnu mubarok terheran-heran kenapa Ki Bahrom yang beragama Majusi mendapat tempat di hati Rosululloh SAW ?...

Kisah dimulai ketika Syaikh Ibnu Mubarok melaksanakan Haji ketika di Hijir ismail beliau tertidur dan bermimpi di datangi Rosululloh, Rosululloh berkata : Wahai Ibnu Mubarok, jika engkau pulang ke Baghdad maka carilah Ki Bahrom Al Majusi dan salamkan dariku untuknya lalu katakan padanya bahwa Allah ridho kepadanya.

selanjutnya setelah beres dari Haji maka pulanglah beliau keBaghdad kemudian mencari kampung yang didalamnya ada penduduk yang bernama Bahrom. maka bertemulah Syaikh Ibnu Mubarok pada seorang yang sudah tua kemudian dia bertanya : Apa benar anda Bahrom yang beragama Majusi ? Orang tua tersebut menjawab : Iya , memangnya ada apa ? Syaikh Mubarok bertanya lagi : Apakah anda punya amaliyah kebaikan ? Bahrom menjawab : Tentu saja! Dulu aku punya empat orang anak perempuan dan empat orang anak laki-laki, maka sekarang mereka aku kawinkan berpasang-pasangan! Syaikh Mubarok pun menjawab : itu bukan kebaikan tapi Haram! Apakah masih ada kebaikan yang anda lakukan? Kembali Bahrom menjawab : Tentu saja! Setelah aku menikahkan mereka berpasang-pasangan maka aku membuat walimatul ursy untuk di hadiri oleh kaum kaum kami yang beragama Majusi. Syaikh Mubarok menjawab : itu juga bukan kebaikan tapi Haram, apakah masih ada kebaikan yg lain? Bahrom menjawab dengan tenangnya : Jelas saja ada! Dulu aku punya anak perempuan yang sangat sangat sangat cantik sekampung ini, aku tidak menemukan pria yang cocok untuknya, maka kemudian ia aku nikahi dan aku membuat pesta besar-besaran! Syaikh Mubarok menjawab: itu lebih parah, jelas bukan kebaikan !! Apa tidak ada kebaikan yang lain? Bahrom berkata : Begini kisanak! Pada malam aku berbulan madu dengan anak perempuanku tiba-tiba ada perempuan muslimah menyelinap kerumahku menyalakan lampu rumahku yang tadinya sudah aku padamkan, kemudian aku keluar kamar menuju ruangan dan aku padamkan lagi lampu-lampu tersebut, ternyata perempuan itu datang lagi melakukan hal yang sama maka aku buntuti jejak perempuan itu menuju rumahnya. , Ketika perempuan tersebut tiba d rumahnya didapati anaknya merintih kelaparan sambil berkata : " Wahai bunda apa yang bunda bawa pada malam ini? Ananda sudah tidak kuat lagi menahan lapar " lalu pecahlah tangisan dari keduanya antara ibu dan anaknya. Sang ibu berkata : "Wahai ananda ! Bunda tidak sanggup dan merasa malu jika harus meminta kepada selain ALLOH apalagi meminta kepada orang yg beragama Majusi. hikz hikz hikz . Mendengar cerita keduanya di hadapanku, maka aku langsung pulang menuju rumah dan aku penuhkan keranjang dengan makanan-makanan kemudian aku bergegas kembali menemui dua anak manusia yang sedang kelaparan! begitulah kisahnya wahai ki sanak! Kata bahrom di akhir ceritanya maka Syaikh Ibnu Mubarok pun berbicara : inilah kebaikan tersebut dan dengan sebab ini anda mendapat berita gembira, bahwa aku bermimpi bertemu dengan Rosululloh SAW dalam mimpi tersebut Rosul menyuruhku untuk menemuimu serta menyampaikan salam darinya dan Allah ridho padamu! Mendengar cerita Syaikh Mubarok Ki Bahrom dengan sadar mengucapakan "ASYHADU ALLAA ILAHA ILLALLOH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR ROSULULLOH"..lalu pada waktu itu pula selesai bersyahadat Ki Bahrom wafat. maka di uruslah jenazah Bahrom dri mulai memandikan, membungkuskan, mensholatkan sampai menguburkan oleh Syaikh Ibnu Mubarok. Dan Syaikh Ibnu Mubarok berkata : "Wahai hamba-hamba Allah berkasih sayanglah, berbelas kasihanlah pada sesama. Sesungguhnya status musuh Allah bisa berubah menjadi kekasih Allah. Seperti kisah Bahrom yang berstatus kafir menjadi iman. Subhanalloh. smoga kisah ini yang di tulis di malam minggu ini dan di tengah-tengah bencana merapi dan mentawau menjadi renungan untuk saya serta kalian para sahabat aminnnn



oleh Omar Abou Fahme

http://bumisantridesa.blogspot.com/2011/02/hidayah-itu-datang-bermulanya-dari.html

7. Kisah Wanita Penzina

Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung-huyung. Pakaiannya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada dalam dukacita yang mencekam. Kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa hias muka atau perhiasan menempel ditubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah meruyak hidupnya. Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s. Diketuknya pintu pelan- pelan sambil mengucapkan salam.

Maka terdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk".

Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai tatkala ia Berkata, "Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya. Doakan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya."

"Apakah dosamu wahai wanita ayu?" tanya Nabi Musa a.s. terkejut.

"Saya takut mengatakannya."jawab wanita cantik. "Katakanlah jangan ragu-ragu!" desak Nabi Musa.

Maka perempuan itupun terpatah bercerita, "Saya... telah berzina."

Kepala Nabi Musa terangkat,hatinya tersentak. Perempuan itu meneruskan,

"Dari perzinaan itu saya pun...lantas hamil. Setelah anak itu lahir,langsung saya... cekik lehernya sampai... tewas," ucap wanita itu seraya menangis sejadi-jadinya.

Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan muka berang ia mengherdik, "Perempuan bejad, enyah kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi!"... teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata karena jijik.

Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh segera bangkit dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk keluar dari dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan.Ia tak tahu harus kemana lagi hendak mengadu. Bahkan ia tak tahu mau dibawa kemana lagi kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya. Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa.

Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya, "Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertaubat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?"

Nabi Musa terperanjat. "Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?" Maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril. "Betulkah ada dosa yang lebih besar daripada perempuan yang
nista itu?"

"Ada!" jawab Jibril dengan tegas.

"Dosa apakah itu?" tanya Musa kian penasaran.

"Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina"

Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut. Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Berarti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya.

Sedang orang yang bertobat dan menyesali dosanya dengan sungguh - sungguh berarti masih mempunyai iman di dadanya, yakin pada Allah dan berada di jalan ketaatan kepada - Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima kedatangannya.

(Dikutip dari buku 30 kisah teladan - KH Abdurrahman Arroisy)

6. Krisis Rohani Melanda Umat, Akankah Bencana Besar Akan Turun?

Dikutip dari:

http://www.alamhikmah.org/2011/02/krisis-rohani-melanda-umat-akankah.html

Mengapa dunia menjadi kacau?

Mengapa dunia menjadi brutal?

Mengapa dunia menjadi buas?

Karena dunia sudah kehilangan jati dirinya, Karena dunia sudah kehilangan rohnya, karena dunia sudah kehilangan sifat keduniaannya.

Banyak orang sukses dengan dunia, banyak pula orang yang jatuh juga karena dunia,
Banyak orang yang berbondong bondong, asma Tuhan, tapi hanya sedikit orang yang mengenal asma itu.

Inilah krisis rohani melanda umat masyarakat, rohani yang semestinya suci hanya diperuntukkan untuk Tuhan akan tetapi rohani manusia sekarang diperuntukkan selain Tuhan,
Bagaimana tidak? Tidak usah jauh-jauh, ketika kita mengagungkan asmanya, bergetarkah hati kita?

Ketika kita mengucap Allohu Akbar, kecilkah kita dihadapannya?

Ketika kita mengucap syahadat, adakah Tuhan-Tuhan baru yang kita sembah?

Ataukah dengan ilmu kita kita miliki, kita juga merasa agung, dengan kekayaan, kitapun juga merasa mulia, dengan seabrek ibadah yang kita lakukan, kitapun merasa suci.

Lalu dimanakah Tuhan?

Apakah kita berhak menyandingkan Tuhan dengan keagungan kita?

Apakah kita berhak menyandingkan Tuhan dengan kemuliaan kita?

Apakah kita berhak menyandingkan Tuhan dengan kesucian kita?

Wahai saudaraku mari kita sama-sama merenung!

“ilmu adalah hijab yang paling besar” yang membuat orang bertepuk dada, semakin tinggi ilmu seseorang semakin tinggi pula ke “AKU” an seseorang itu, dan ini tak bisa terbantahkan, kecuali orang yang diberi petunjuk dengan ilmunya, malah membuat orang itu semakin tunduk merasa kecil dihadapannya, merasa hina dihadapannya, merasa berdosa karena tidak bisa mengamalkannya.

Lalu bagaimana dengan kita?

Kesombongan atau kerendahankah yang menyelimuti jiwa kita?

Inilah krisis rohani telah melanda umat di jagad raya, mengagungkan selain Tuhan, mengagungkan dirinya, mengagungkan amal ibadahnya, mengagungkan ilmunya, mengagungkan kekayaanya, mengagungkan intelektualitasnya.

Padahal kita telah berjanji 5 kali sehari didalam doa iftitah yang kita ucap, sesengguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk engkau yaa Tuhan.
Tapi sudah benarkah sholat kita untuk Tuhan atau untuk berpaling untuk mendapatkan surgaNya?

Benarkah Ibadah kita untuk Tuhan atau malah ibadah itu kia jadikan untuk memupuk kemuliaan kita?

Lalu bagaimana dengan hidup dan mati apakah juga untuk Tuhan atau malah hidup dan mati kita, kita peruntukkan untuk mengamba kepada dunia?

Padahal sudah jelas peringatan dari Tuhan

“Sekiranya di langit dan di bumi (jagad) ini ada Tuhan-Tuhan (aku) selain Alloh, maka rusaklah jagad ini.” (QS : Al Anbiya’ 21)

Wahai saudaraku masihkah kita sempat tersenyum melihat situasi dan kondisi seperti ini?

Wajar bala’ bencana beasr akan turun, karena Tuhan-Tuhan baru bermunculan dimuka bumi ini, karena manusia sudah tidak mengenal jati dirinya, manusia sudah tidak sifat kemanusiaanya, karena manusia sudah menjadi Tuhan-Tuhan baru yang bermunculan dimuka bumi.

Ingat umur manusia ada batasnya, seperti halnya dengan bungkus rokok, ketika bungkus rokok itu masih penuh dengan isinya, semua tersimpan dengan rapi, bungkus rokok itu akan tersimpan dengan baik-baik oleh pemiliknya, akan tetapi setelah rokok itu di hisap satu persatu, sehingga habis rokok itu didalam bungkusnya, maka bungkus yang kelihatan menawan dengan segala asesoris gambarnya sudah tidak bermanfaat lagi, dan akan dibuang oleh pemiliknya.

Begitupula dengan umur manusia, apabila habis kontrak kita didunia, tidak akan ada manfaat lagi segala asesoris yang melekat didalam jasad baik kemuliaan, kekeramatan, rumah yang mewah, mobil dengan harga miliyaran, uang jutaan dolar yang didepositokan, istri yang cantik yang senantiasa mendampingi hidup kita, semua tiada manfaat, karena karena apapun bentuk kemewahan maupun kesusahan yang ada didunia harus kita tinggal.

Maka dari itu, sudahkan dunia itu kita kendarai untuk menuju kepadaNya, atau malah menyesatkan kita, sehingga kita lupa padaNya?

Renungkan wahai saudaraku!

Akankah janin-janin yang ada dirahim bakal seorang ibu akan menjadi cikal-bakal munculnya Tuhan-Tuhan baru dimuka bumi?

5. Penulisan Lafazh Salam Dan Kekeliruannya

Pembaca kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allah ta’ala, ucapan salam adalah sunah yang diajarkan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi sebagian kaum muslimin salah dalam mengucapkannya, sebagian salah dalam menuliskan atau melafazhkan, sebagiannya lagi salah dalam mengucapkan salam dengan meringkasnya menjadi kata yang tidak lagi menjadi salam.

Dalam bahasa arab, tulisan salam secara lengkap adalah seperti ini,

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Pembacaannya adalah “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh”, kalau mau terperinci panjang pendeknya di tulis “Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh”, perhatikan panjang dan pendeknya…


Makna kalimat salam tersebut di antaranya adalah, “Semoga keselamatan, rahmat Allah dan berkah-Nya tercurah kepadamu.”

Ucapan salam di atas adalah bentuk salam yang paling sempurna, adapun bentuk pengucapan lain bisa dengan mengucapkan,

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

“Assalamu ‘alaikum warahmatullah”

Atau,

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ

“Assalamu ‘alaikum”

Dasarnya adalah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ. فَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلاَمَ ثُمَّ جَلَسَ فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- : عَشْرٌ . ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ. فَرَدَّ عَلَيْهِ فَجَلَسَ فَقَالَ : عِشْرُونَ . ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ. فَرَدَّ عَلَيْهِ فَجَلَسَ فَقَالَ : ثَلاَثُونَ

Dari Imran Ibn Hushain radhiyallahu ‘anhu berkata, “Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mengucapkan “Assalamu ‘alaikum”. Nabi menjawab salam itu, lalu orang itu duduk. Nabi berkata, “sepuluh (kebaikan)”. Kemudian datang orang lain dan mengucapkan, “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah”. Nabi menjawabnya, lalu orang itu duduk dan Nabi berkata, “Dua puluh (kebaikan)”. Kemudian datang orang lain lagi dan mengucapkan “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wabarakatuh”. Nabi membalas salamnya lalu dia duduk dan Nabi berkata, “Tiga puluh (kebaikan).” (HR. Abu Daud)

Membalas Salam

Adapun bentuk membalas salam adalah berdasarkan firman Allah ta’ala dalam surat an-Nisa,

وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا

“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa).” (QS. An Nisa’: 86)

Dalam ayat ini Allah ta’ala memerintahkan kita untuk membalas salam dengan yang lebih baik, sehingga kalau yang memberi salam mengucapkan,

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ

“Assalamu ‘alaikum”

Maka minimal kita jawab dengan mengucapkan,

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ

“Wa ‘alaikumus salam”

Kalau kita ingin membalas dengan yang lebih lengkap dengan mengucapkan,

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ

“Wa ‘alaikumus salam wa rahmatullah”

Atau,

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

“Wa ‘alaikumus salam wa rahmatullahi wabarakatuh”

Maka ini lebih baik.

Jadi apabila yang memberi salam mengucapkan lafazh yang lengkap, maka sepantasnya kita untuk membalas dengan ucapan salam yang lengkap juga.

Perhatian!!

Kesalahan yang sering ditemui dalam pengucapan salam adalah penyingkatan salam dengan tulisan “ass”, “ass.wr.wb”, “asw” atau yang lainnya, maka ucapan seperti ini bukanlah salam, hendaknya ketika menulis komentar, sms atau media lainnya kita tidak menuliskan seperti itu. Tulislah dengan lafazh yang benar seperti “assalamu ‘alaikum”, atau kalau memang tergesa-gesa tidak di tulis juga tidak apa-apa.

Semoga bermanfaat…

4. Tolong Aku, Nuraniku Sedang Sekarat!

Dikutip dari:

http://www.alamhikmah.org/2011/02/tolong-aku-nuraniku-sedang-sekarat.html

Saya tidak tahu harus berbuat apalagi, dalam situasi dan kondisi seperti saat ini dunia semakin kacau dan terporak-porandakan karena iblis sedang membangun kerajaan megah yang bermahkotakan keakuan, sehingga tiada lagi ketenangan dan ketentraman, yang ada hanya keangkuahan dan kesombongan menyelimuti nurani umat. Tak terelakkan lagi, krisis nurani menghantam umat, sehingga nurani tercabi-cabik sampai sekarat.

Sudah tak terhitung lagi berapa banyak korban dari mahkota keakuan, yang menimbulkan suatu kebencian dan menimbulkan suatu permusuhan, yang menjadikan dunia mengukir sejarah kelam kekejaman umat manusia.
Akankah situasi seperti ini terus berlanjut?

Berapa banyak darah yang akan tumpah di muka bumi ini?

Ataukah kita menunggu dipaksa Tuhan untuk merendah dengan turunnya bala’ bencana yang sangat dasyat?

Sudah cukup! Sekarang….

Dunia sedang rindu dengan tetesan air mata kehinaan dari seorang hamba

Dunia sedang rindu dengan jeritan hati penuh dengan keprihatinan, dan

Dunia sedang rindu dengan jiwa-jiwa suci berbalut akhaqul karimah yang luhur

Wahai pejuang-pejuang hati, dimanakah kalian berada? Bangkitlah dari keterpuraukan ini!

Tegahkah kalian membiarkan umat terbantai kejam dari mahkota keakuan?